Rabu, 28 Maret 2012

Mohammad Sirojul Haq


Dear.......
Entah darimana aku harus memulai pembicaraan ini. Tak pernah rasanya seseorang begitu mencintaiku seperti kamu mencintaiku. Tak pernah pula rasanya aku dihargai seperti kamu menghargai diriku. Aku hanya berharap, kamulah orang terakhir dihatiku. Kamulah orang yang Allah kirimkan tuk menjadi imamku. Tapi dear, apakah semua itu terlalu indah tuk jadi nyata???
Dear......
Pertemuan kita mungkin bukanlah di waktu yang spesial. Tapi jujur aku bahagia bertemu denganmu malam itu. Siang itu aku menangis sayang, menangis atas cintaku yang lalu. Pada hari itu aku berjanji itu adalah airmata terakhirku untuk mantanku. Pada hari itu pula aku berdoa pada Allah agar mempertemukanku dengan lelaki lain yg bisa menjadi imamku. Dan pada malam itulah kita bertemu. Seperti yang aku ceritakan padamu, bahwa aku tlah putus dengannya di akhir tahun 2011 kemarin. Tapi entahlah, rasanya sakit melihat dia tlah mendapat penggantiku. Ternyata secepat itu dia mendapatkan penggantiku. Aku mencintai, dan aku disakiti.
Dear........
Tahukah kamu mengapa aku selalu tertawa saat kita bertemu???itu karena aku teringat dengan doa yang tlah Allah kabulkan. Sejujurnya dear, aku tlah melihat cinta itu dimatamu saat kita bertemu di Delta 5. Ya, hal itu terlihat jelas bagiku dear.
Dear.......
Hatiku luluh saat kau katakan "Rezeki kitu dapat dicari, tapi orang yang disayangi susah sekali". Tapi kita berdua tahu, jalan kita berliku. Banyak hal yg harus kau korbankan untuk cinta ini. Terkadang aku merasa tak pantas sayang. Siapakah aku yg meminta banyak hal kepadamu? Aku sadar aku bukanlah anak pejabat maupun anak Kyai. Aku hanyalah anak dari orang biasa, tapi memintamu banyak hal tuk dikorbankan. Maafkan aku sayang, dan terima kasih atas pengertianmu. Aku harus menjaga kedua orangtuaku. Alm. Kakek dan Nenekku juga memohon kepadaku sebelum mereka meninggal.
Dear.....
Tak hanya itu yg harus kau korbankan. Saat hal itu tak menjadi halangan berarti, hasil istikharahlah yg menjadi ganjalan pada jalan kita. Bagi keluargaku, terutama Abahku, agama adalah syarat utama. Jujur, Orangtuaku memintaku untuk menjelaskan hal ini padamu. Tapi aku takut sayang, aku takut kehilangan dirimu. Tapi aku juga takut memberimu harapan semu. Hanya ada satu cara yg dpat dilakukan, kamu harus bisa menjadi imam yg baik bagiku.
Dear..........
Tahukah kamu siapa imam yg baik itu??
Dialah yg dapat menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka. Aku sayang padamu, oleh sebab itu aku ingin kamu berubah lebih baik.
Dear.........
Kamu boleh marah atas permintaanku ini. Aku tahu aku tak berhak merubahmu. Aku cukup sadar itu. Terserahlah, tak ada tujuan lain bagiku selain membuatmu lebih baik. Dengan siapapun kamu menikah nanti, itu tak jadi soal bagiku. Aku ikhlaskan kalau nantinya kamu akan bersanding dengan orang lain. Aku tahu kamu sedang berjalan kearah perubahan itu. Tapi mungkin hal itu akan sempurna jika kau melakukan taubatan nasuha, taubat sebenar-benarnya taubat. Aku tahu kau bukanlah seorang pencuri sayang, mungkin dosamu juga tak lebih banyak dari dosaku. Tapi, mungkin dengan cara inilah kita bisa merayu Tuhan.
Dear.....
Jangan kau telan semua permintaanku begitu saja. Aku tahu permintaanku yg terakhir ini begitu berat. Pikirkanlah dahulu baik buruknya. Aku akan berusaha tuk tidak memaksamu, meski aku ingin.