Senin, 08 September 2008

JUst 4 U

Memaknai hati

Fai, ri bersyukur karena ri masih punya hati meski patah, meski terluka, meski sakit. It’s okey jika hatiku patah, bahkan sering patah. Karena aku jadi berpengalaman soal sambung-menyambung hati layaknya penjahit yang biasa menyambung kain hingga menjadi sebuah baju nan indah. Aku menjadi kreatif bagaimana menciptakan sambungan yang lebih baik lagi agar tidak mudah patah dan robek. It’s okey hatiku terluka dan sakit!!karena aku menjadi terampil dalam mengobatinya, menutup setiap luka yang menganga.
Suatu pembelajaran tersendiri bagiku. Jika aku bersabar menjahit keping demi keping patahan hati itu, tabah membalut luka, aku yakin hatiku akan menjadi baik lagi. Dimana disana aku bisa mengadu kesedihanku bersama kekasih sejatiku,Allah. Mata ini sudah lelah menangis, bibir ini telah lelah mengadu pilu. Raga inipun sudah hampir penat setelah mencurahkan seluruh tenaga untuk membuat suasana hati ini menjadi terasa nyaman.
Hari ini adalah hari terakhir aku menangisi kepergianmu. Sebagai gantinya akan kuberikan senyum termanisku untukmu J. Saatnya aku ganti kesedihan ini dengan cinta tak berperi yang telah dianugrahkan kepadaku sejak lama.
Sekarang, pejamkanlah mata sejenak. Tarik nafas dalam-dalam. Jangan lupa shalat lail di sepertiga malam terakhir.
“Setiap malam Tuhan kami turun ke langit terdekat ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu firmanNya: Barang siapa memohon kepadaKu, niscaya Aku kabulkan untuknya. Barangsiapa meminta kepadaKu, niscaya Aku beri di, dan barangsiapa memohon ampun kepadaKu, maka niscaya Aku ampuni dia.” (HR Al-Bukhori dan Muslim).
OLEH SEBAB ITU, RI BERHARAP ABANG TAK PERNAH LUPA TUK MELAKUKANNYA AGAR APA YG KITA CITA-CITAKAN DIKABULKAN MA ALLAH SWT.

Tidak ada komentar: